--Konperensi Pers JATAM-WALHI-Greenpeace Terkait "Pernyataan Presiden terkait moratorium pertambangan dan sawit".
Dikirim oleh Debby Chinta Goodwin Manalu pada 19 April 2016
Rabu, 20 April 2016
Konferensi Pers JATAM-WALHI-Greenpeace pernyataan presiden tentang moratorium pertambangan dan sawit
Selasa, 19 April 2016
Radja Drone
WALHI yang modern dan akrab dengan teknologi terbaru dalam advokasi.
Kompas kemarin mengedepankan cerita tentang teman kita, dan secara pribadi teman saya saat jadi aktivis di kampus, Irendra Radjawali.
Keterampilan dan pengetahuannya merakit pesawat tanpa awak untuk pemetaan bagi masyarakat diapresiasi.
Kita tertinggal 12 tahun dalam penerapan teknologi dalam advokasi. Teknologi peta digital, GIS, telah dikenal di awal tahun 2000. Begitu juga dengan teknologi MIS (Manajemen Information System). Kini contohnya diterapkan dalam pendaftaran peserta PNLH.
Baru baru ini kita membuat terobosan dengan pengenalan alat pH Meter yang di samping mengukur keasaman, juga mengukur daya hantar listrik (inidikator pencemaran logam), dan alat ini dapat membantu membuat keputusan apakah sampel perlu diuji ke lab atau tidak. Kita telah lakukan pelatihan di Sumatera, dan Kalimantan. Peserta praktik langsung dan diberikan alat tersebut sepulang pelatihan. Tentu diharapkan merawatnya dengan baik (maintenance, alat yang harganya saat ini di pasaran 15 juta).
WALHI akan akrab dengan penerapan teknologi terbaru, dan bergaul dekat dengan praktisi teknologi kerakyatan dan inklusif.
Saya yakin dengan kesatuan "teori dan praktik" kader WALHI secara cepat beradaptasi.
*foto di depan pesawat rakitan tanpa awak oleh tim Irendra Rajawali dan analis jalur kereta api cepat Jabar - Jakarta, minggu lalu.
http://edukasi.kompas.com/read/2016/04/18/16274991/Radja.Si.Genius.Asal.Malang.Pembuat.Drone.Murah
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 18 April 2016
Senin, 18 April 2016
Testimoni Eva Bande
Mereka tak ambil bagian aman saja dalam perjuangan, seperti pembicara seminar, diskusi dengan donor dalam ruangan, perjalan ke luar negeri, bicara ke media. Bukan berarti mereka tak punya kapasitas untuk itu, percayalah. (Walau mungkin belum setinggi Che Guevara, yang bisa jadi Gubernur Bank Sentral, Menteri Perindustrian, dan juga naik turun gunung berjuang bersama petani).
Kawan-kawan ini rela mengambil bagian terberat dalam perjuangan.
Terima kasih atas dukunganmu, Eva Bande, pejuang agraria perempuan yang sempat kehilangan banyak demi perjuangan.
Sampai rakyat menang!!
---------------------------------------------------
Eva Bande ( Malahayati Malahayati):
Mengapa memilih Mardan Pius Ginting menjadi Eknas Walhi:
Pius Ginting memiliki komitmen yang kuat mendorong terwujudnya gerakan lingkungan yang lebih terintegrasi dengan isu-isu konflik Agraria, pelanggaran HAM, persamaan Hak kaum perempuan, baik lokal-nasional (pun internasional). Saya pribadi mengalami langsung sikap dan tindakan tanpa ragu dari saudara Pius Ginting yang menjadi salah seorang dari sejumlah kawan-kawan lainnya, ketika mendorong pembebasan terhadap saya, pada saat mengalami kriminalisasi negara atas perjuangan penegakan HAM, krisis lingkungan, dan konflik agraria yang kami perjuangkan di Kabupaten Banggai beberapa waktu yang lampau.
Selain itu saya merasa harus mendorong Bung Mardan Pius Ginting untuk menjadi Eknas Walhi, tentu karena semangat, komitmen, dan konsistensi yang ditunjukannya untuk terus mendorong upaya-upaya advokasi terhadap kejahatan lingkungan di daerah untuk dikawal hingga di level nasional. Dengan begitu, harapan kawan-kawan yang bekerja di daerah lebih dekat dengan perwujudannya jika mendapat kawalan yang progresif dari Bung Pius.
Demikian,
Eva Bande
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 18 April 2016
Bicaralah, Rakyat!
Ketika kau makin diam, kau akan kian dikorbankan.
Bicaralah, rakyat! Benar kata Sub Comandante Marcos. Kata-kata adalah senjata. Dan selama kau diam tak banyak berkata-kata, maka kau kehilangan senjata.
Jangan banyak diam. Berkata-katalah tentang yang kau kerjakan. Dan impianmu. Dan impian bersama massa.
Ya, tentu majikan dan borjuis lebih banyak kesempatan berkata-kata. Karena roda produksinya sudah dijalankan buruh yang tak punya kesempatan banyak berkata kata.
Rebutlah kesempatan berkata kata bagi pembebasanmu. Dan pembebasanku.
*kiri itu demokratis. Kanan itu hirarkis.
Dan puncak hirarki punya banyak kesempatan berkata.
Demokrasi berkata-kata, pemerataan kesempatan berkata-kata, saatnya.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 18 April 2016
Senin, 11 April 2016
TERTAWA LEPAS BERSAMA MENKO

Direktur Kajian Walhi Pius Ginting tertawa bersama Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli dalam pertemuan di kediaman resmi Menko Rizal di Jalan Widya Chandra V No. 24, Jakarta, Senin pagi (11/4). Dalam pertemuan itu keduanya membahas sejumlah isu lingkungan di tanah air, juga perlunya Walhi meningkatkan kinerja demi mengawal proses pembangunan nasional berdimensi lingkungan hidup. RMOL
Kawan kawan,
Mengabarkan bahwa besok saya akan bertemu dengan Sang Rajawali Ngepret, Rizal Ramli di rumah dinas beliau. Karena beliau juga adalah aktivis dulunya.
Apakah pertemuan ini menurut teman teman bermanfaat bagi perjuangan rakyat di basis?
Dan kiranya jika ada masukan untuk disampaikan, akan disambut baik. Khususnya tentang kemaritiman dan sumber daya.
*transparansi ke massa ketemu elit.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 10 April 2016
Pertemuan pagi ini dengan ahli jurus rajawali kepret, Menteri Kordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli. Masukan masukan tentang pembangunan beresiko telah disampaikan. Di antaranya konsern terhadap PLTU Batubara di pesisir dan reklamasi pantai. Rizal Ramli berpesan agar WALHI lebih kuat dalam kajian dan tidak hanya komentar singkat di media, lalu beralih ke soal lain lagi.
Kita tentu tidak mengubah kerja memperkuat gerakan masyarakat sipil dari garis depan yang terdampak negatif oleh pembangunan.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 11 April 2016
Sabtu, 09 April 2016
Sarasehan cegah kebakaran gambut
Suasana pertemuan. Sarasehan mencegah kebakaran gambut. Problem pencegahan kebakaran terkait dengan status land ownership. Munadi Kilkoda Riko Kurniawan Advokat Indra Jaya Boy Jerry Even Sembiring
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 9 April 2016
Sabtu sore yang menyenangkan. Dengan Ketua Badan Restorasi Gambut RI Bang Nazir Foead dan partner hidup Delima Saragih. Sambil makan sore, diskusi tentang perjuangan organisasi non pemerintah, tentang fund raising bagi ornop, dll. Selamat akhir pekan teman teman ditengah suasana duka Bang Balubun meninggal di Ambon. Kebaikan alam semesta menyertai kita semua.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 9 April 2016
Dengan Wibi, Muammar Vebry (Uni Eropa). Bagaimana kebakaran gambut tak terjadi lagi. Riko Kurniawan Made Ali Boy Jerry Even Sembiring Advokat Indra Jaya
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 8 April 2016
Kamis, 07 April 2016
Konferensi Pers Warga Batang
Sedang konferensi pers bersama warga Batang, petani dan nelayan yang diambil paksa tanahnya oleh PLTU Batang. Investasi dari Jepang. Sedang berlangsung di kantor Greenpeace Indonesia.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 6 April 2016
Kamis, 10 Maret 2016
Testimoni Sulteng
Kenapa harus mendukung Bung Pius Ginting, pertama, karena gagasan yang didorong oleh beliau sangat progresif dan menjawab kebutuhan advokasi yang saat ini semakin hari semakin mulai ditinggalkan banyak pelaku advokasi; Kedua, karena beliau memiliki rekam jejak yang panjang dalam dunia pergerakan di Indonesia; Ketiga,; bisa membawa Walhi bersinergi dengan gerakan politik elektoral yang ada banyak kawan-kawan kita sudah berada di Parlemen, sehingga perlu upaya perpaduan model advokasi rakyat dan kebijakan yang lebih mengarah pada kebutuhan mendesak rakyat saat ini.
Dikirim oleh Syahrudin Ariestal Douw pada 10 Maret 2016
Rabu, 09 Maret 2016
9 Maret, Palembang
9 Maret. Palembang.
Malam kian larut. Dan diskusi kian mendalam tentang partisipasi rakyat desa dalam pembangunan bersama kawan aktivis yang saya hormati Bung Anwar Sadat. Pernah dipenjara rejim karena kesetiannya dalam setiap tapak berjuang bersama petani.
Rakyat desa berpeluang tidak menjadi obyek pasif dari hirarki. Kerja peningkatan partisipasi rakyat desa yang dijelaskan oleh aktivis WALHI yang saya hormati.
Kian terkonsolidasi aktivis berkarakter membangun gerakan rakyat akan membuat pemanusiaan lapisan rakyat terbawah ini bisa terjadi cepat. Agar tak lagi rakyat tercerabut demi kepentingan keuntungan segelitir orang personifikasi kapital.
Feeling at home anywhere when sorrounded by progresive personality.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 9 Maret 2016
Sabtu, 05 Maret 2016
Tidak ada orang ditakdirkan ...
Tidak ada orang ditakdirkan ke dunia sebagai office boy, satpam, tukang sapu, atau direktur.
Sistem sosial lah yang membuat hal tersebut. Sistem sosial tersebut bisa berlangsung lama, hingga terjadi kelembaman, dianggap pembagian kerja tersebut permanen.
Suka filsafat Sartre, yang menyatakan, existence precedes essence. Tindakan kita menentukan esensi kita. Ayo kita melakukan tindakan transformatif. Pola apa yang kita lakukan contoh bagi yang lain.
Mari buat pola dan contoh baik. Bukan dipikirkan, (tak cukup lagi fisafat Descartes: aku berpikir maka aku ada). Tapi dilakukan.
Untuk kehidupan yang setara, baik, egaliter, bebas, humanis, ekologis.
Kawan kawan melakukan hal baik apa akhir pekan ini?
Selamat akhir pekan.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 5 Maret 2016
Senin, 22 Februari 2016
Maumere
Sawah, anak perempuan, di Maumere.
Yessi (anak perempuan, kelas 3 SD) bersama neneknya bekerja di sawah. Yessi dan jutaan Yessi lainnya bersama ikut berperan demi pangan kita, termasuk pangan bagi perempuan kelas atas dan perempuan menengah atas.
Tidak ada kerja ringan di atas tanah dan sawah dibawah terik matahari.
Berharap pemerintah perhatikan kesejahteraan petani agar anak petani semua jadi Doktor pertanian, pintar main musik, berbudaya.
Agar tidak ada yang tertinggal di belakang dalam hal pendidikan, kesehatan, budaya yang dimonopoli oleh kelas atas, termasuk oleh perempuan kelas atas.
Dan kita aktivis laki laki selalu bersolidaritas buat perbaikan kesejahteraan, pendidikan, budaya kelas bawah. Khususnya perempuan kelas bawah yang di banyak komunitas berada di piramida sosial terbawah. Sekutu saudari kami kelas bawah adalah kita para aktivis laki laki yang berjuang untuk perbaikan kemanusiaan, meng "wong" kelas bawah.
*permenungan sepulang dari sawah: eco feminis berbasis kelas.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 20 Februari 2016
Hari iniku bersama teman~teman di Maumere dan Tanjung Kajuwulu
#Asupanenergi
#membiasakandenganangin
#diperjalananyangmeninggianginmakinkencang
Dikirim oleh Umbu Wulang TaPa pada 20 Februari 2016
Uupss...naik gunung, lalu turun ke pantai sampai berkeringat :)
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 21 Februari 2016
Tentang Dukungan Organisasi Lingkungan Hidup bagi Partai Hijau
Dalam kesempatan mengungkapkan pikiran dan gagasan tentang gagasan organisasi lingkungan hidup ke depan di PDLH WALHI NTT saya mengungkapkan secara terbuka di depan kawan-kawan peserta perlunya organisasi lingkungan hidup mendukung Partai Hijau.
Sejak tahun 1980 organisasi lingkungan hidup sudah membawa beragam persoalan ke DPR, dan eksekutif di daerah dan pusat. Yang diisi oleh partai-partai yang karakter pembelaan lingkungannya tidak solid. Beragam kebijakan silih berganti keluar dari parlemen pusat dan daerah yang tak berpihak pada rakyat.
Karenanya, perjuangan organisasi kita harus diperkaya strateginya dengan strategi politik lingkungan. Melengkapi organisasi lingkungan dengan Partai Hijau. Dan karena oligarki di Indonesia membatasi kemunculan partai alternatif, semua organisasi dan aktivis lingkungan perlu mendukung perluasan dan memajukan kualitas Partai Hijau di Indonesia.
Partai Hijau di Indonesia berbeda kekuatan dengan Partai Hijau Australia. Yang di negeri tersebut tersebut Partai Hijau telah kuat, bahkan bisa lebih kuat dengan organisasi lingkungannya seperti Friends of the Earth Sydney yang justru harus memakai gedung kompleks Partai Hijau di Sydney. Sementara itu di Indonesia, hambatan kekuatan mainstream menghambat kekuatan alternatif dalam politik membuat Partai Hijau Indonesia perlu kita dukung bersama.
WALHI secara kelembagaan secara administratif bukan onderbow Partai Politik. Tapi dalam dukungan dan solidaritas, kita para aktivis dan organisasi lingkungan tak bisa mengabaikan Partai Hijau Indonesia. Menunda-nunda dukungan serius pembentukan Partai Hijau dan partai alternatif lainnya memperlama rakyat tertatih tertatih dalam struktur negara yang strukturnya diiisi oleh personel politik yang tidak solid pendiriannya dalam menghentinkan agenda penyelamatan lingkungan hidup.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 22 Februari 2016