Kamis, 21 April 2016

Walhi Urges Gov`t to Review Large-Scale Mining Permits




TEMPO.CO, Jakarta - The Indonesian Forum for the Environment (Walhi) has urged the government to review mining permits for large-scale companies in addition to implementing the moratorium on new mining permits to prevent environmental damage.

Walhi’s environment research head Pius Ginting said that the moratorium would not have impacts on domestic coal productions that reached 400 million metric tons. Pius suggested that the government should review large-scale permits, particularly coal business mining permits (PKP2B).

Pius revealed coal productions would be marketed domestically due to its plummeting price in the global market. Without the review, Pius added, environmental issues would continue to exist.

“The moratorium is like a loose brake, and it won’t affect coal productions since coal would be marketed domestically. The government must review existing permits, particularly the PKP2B,” Pius said in a press release with the Mining Advocacy Network (Jatam) and Greenpeace Indonesia on Thursday, April 21, 2016.

Pius also urged government to review infrastructure projects that support the coal sector, such as railway in South Sumatera, Central Kalimantan and East Kalimantan, Those projects, Pius claimed, would instead increase coal production significantly.

Jatam coordinator Hendrik Siregar suggested the government to review the 35,000 MW electrification program, since the generation of 20,000 MW would be powered by coal.

“It means the electrification program would need a massive supply of coal,” Hendrik explained.

Walhi, along with Jatam and Greenpeace Indonesia, urged the government to realize its commitment in reducing the greenhouse gas emissions by evaluating mining permits in Indonesia.


BISNIS.COM

http://en.tempo.co/read/news/2016/04/21/056764557/Walhi-Urges-Govt-to-Review-Large-Scale-Mining-Permits

Rabu, 20 April 2016

Konferensi Pers JATAM-WALHI-Greenpeace pernyataan presiden tentang moratorium pertambangan dan sawit

--Konperensi Pers JATAM-WALHI-Greenpeace Terkait "Pernyataan Presiden terkait moratorium pertambangan dan sawit".

Dikirim oleh Debby Chinta Goodwin Manalu pada 19 April 2016

Selasa, 19 April 2016

Radja Drone


WALHI yang modern dan akrab dengan teknologi terbaru dalam advokasi.
Kompas kemarin mengedepankan cerita tentang teman kita, dan secara pribadi teman saya saat jadi aktivis di kampus, Irendra Radjawali.
Keterampilan dan pengetahuannya merakit pesawat tanpa awak untuk pemetaan bagi masyarakat diapresiasi.
Kita tertinggal 12 tahun dalam penerapan teknologi dalam advokasi. Teknologi peta digital, GIS, telah dikenal di awal tahun 2000. Begitu juga dengan teknologi MIS (Manajemen Information System). Kini contohnya diterapkan dalam pendaftaran peserta PNLH.
Baru baru ini kita membuat terobosan dengan pengenalan alat pH Meter yang di samping mengukur keasaman, juga mengukur daya hantar listrik (inidikator pencemaran logam), dan alat ini dapat membantu membuat keputusan apakah sampel perlu diuji ke lab atau tidak. Kita telah lakukan pelatihan di Sumatera, dan Kalimantan. Peserta praktik langsung dan diberikan alat tersebut sepulang pelatihan. Tentu diharapkan merawatnya dengan baik (maintenance, alat yang harganya saat ini di pasaran 15 juta).
WALHI akan akrab dengan penerapan teknologi terbaru, dan bergaul dekat dengan praktisi teknologi kerakyatan dan inklusif.
Saya yakin dengan kesatuan "teori dan praktik" kader WALHI secara cepat beradaptasi.
*foto di depan pesawat rakitan tanpa awak oleh tim Irendra Rajawali dan analis jalur kereta api cepat Jabar - Jakarta, minggu lalu.
http://edukasi.kompas.com/read/2016/04/18/16274991/Radja.Si.Genius.Asal.Malang.Pembuat.Drone.Murah
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 18 April 2016

Senin, 18 April 2016

Testimoni Eva Bande

Saya merasa kawan-kawan yang pernah dipenjara karena perjuangan itu, sekali waktu punya standar perjuangan tinggi.
Mereka tak ambil bagian aman saja dalam perjuangan, seperti pembicara seminar, diskusi dengan donor dalam ruangan, perjalan ke luar negeri, bicara ke media. Bukan berarti mereka tak punya kapasitas untuk itu, percayalah. (Walau mungkin belum setinggi Che Guevara, yang bisa jadi Gubernur Bank Sentral, Menteri Perindustrian, dan juga naik turun gunung berjuang bersama petani).
Kawan-kawan ini rela mengambil bagian terberat dalam perjuangan.
Terima kasih atas dukunganmu, Eva Bande, pejuang agraria perempuan yang sempat kehilangan banyak demi perjuangan.
Sampai rakyat menang!!

---------------------------------------------------
Eva Bande ( Malahayati Malahayati):

Mengapa memilih Mardan Pius Ginting menjadi Eknas Walhi:

Pius Ginting memiliki komitmen yang kuat mendorong terwujudnya gerakan lingkungan yang lebih terintegrasi dengan isu-isu konflik Agraria, pelanggaran HAM, persamaan Hak kaum perempuan, baik lokal-nasional (pun internasional). Saya pribadi mengalami langsung sikap dan tindakan tanpa ragu dari saudara Pius Ginting yang menjadi salah seorang dari sejumlah kawan-kawan lainnya, ketika mendorong pembebasan terhadap saya, pada saat mengalami kriminalisasi negara atas perjuangan penegakan HAM, krisis lingkungan, dan konflik agraria yang kami perjuangkan di Kabupaten Banggai beberapa waktu yang lampau.

Selain itu saya merasa harus mendorong Bung Mardan Pius Ginting untuk menjadi Eknas Walhi, tentu karena semangat, komitmen, dan konsistensi yang ditunjukannya untuk terus mendorong upaya-upaya advokasi terhadap kejahatan lingkungan di daerah untuk dikawal hingga di level nasional. Dengan begitu, harapan kawan-kawan yang bekerja di daerah lebih dekat dengan perwujudannya jika mendapat kawalan yang progresif dari Bung Pius.

Demikian,
Eva Bande

Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 18 April 2016

Bicaralah, Rakyat!


Ketika kau makin diam, kau akan kian dikorbankan.
Bicaralah, rakyat! Benar kata Sub Comandante Marcos. Kata-kata adalah senjata. Dan selama kau diam tak banyak berkata-kata, maka kau kehilangan senjata.
Jangan banyak diam. Berkata-katalah tentang yang kau kerjakan. Dan impianmu. Dan impian bersama massa.
Ya, tentu majikan dan borjuis lebih banyak kesempatan berkata-kata. Karena roda produksinya sudah dijalankan buruh yang tak punya kesempatan banyak berkata kata.
Rebutlah kesempatan berkata kata bagi pembebasanmu. Dan pembebasanku.
*kiri itu demokratis. Kanan itu hirarkis.
Dan puncak hirarki punya banyak kesempatan berkata.
Demokrasi berkata-kata, pemerataan kesempatan berkata-kata, saatnya.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 18 April 2016

Senin, 11 April 2016

TERTAWA LEPAS BERSAMA MENKO


Direktur Kajian Walhi Pius Ginting tertawa bersama Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli dalam pertemuan di kediaman resmi Menko Rizal di Jalan Widya Chandra V No. 24, Jakarta, Senin pagi (11/4). Dalam pertemuan itu keduanya membahas sejumlah isu lingkungan di tanah air, juga perlunya Walhi meningkatkan kinerja demi mengawal proses pembangunan nasional berdimensi lingkungan hidup. RMOL

Kawan kawan,
Mengabarkan bahwa besok saya akan bertemu dengan Sang Rajawali Ngepret, Rizal Ramli di rumah dinas beliau. Karena beliau juga adalah aktivis dulunya.
Apakah pertemuan ini menurut teman teman bermanfaat bagi perjuangan rakyat di basis?
Dan kiranya jika ada masukan untuk disampaikan, akan disambut baik. Khususnya tentang kemaritiman dan sumber daya.
*transparansi ke massa ketemu elit.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 10 April 2016


Pertemuan pagi ini dengan ahli jurus rajawali kepret, Menteri Kordinator Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli. Masukan masukan tentang pembangunan beresiko telah disampaikan. Di antaranya konsern terhadap PLTU Batubara di pesisir dan reklamasi pantai. Rizal Ramli berpesan agar WALHI lebih kuat dalam kajian dan tidak hanya komentar singkat di media, lalu beralih ke soal lain lagi.

Kita tentu tidak mengubah kerja memperkuat gerakan masyarakat sipil dari garis depan yang terdampak negatif oleh pembangunan.
Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 11 April 2016
http://www.rmol.co/read/2016/04/11/242816/Tertawa-Lepas-Bersama-Menko-

Sabtu, 09 April 2016

Sarasehan cegah kebakaran gambut

Suasana pertemuan. Sarasehan mencegah kebakaran gambut. Problem pencegahan kebakaran terkait dengan status land ownership. Munadi Kilkoda Riko Kurniawan Advokat Indra Jaya Boy Jerry Even Sembiring

Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 9 April 2016


Sabtu sore yang menyenangkan. Dengan Ketua Badan Restorasi Gambut RI Bang Nazir Foead dan partner hidup Delima Saragih. Sambil makan sore, diskusi tentang perjuangan organisasi non pemerintah, tentang fund raising bagi ornop, dll. Selamat akhir pekan teman teman ditengah suasana duka Bang Balubun meninggal di Ambon. Kebaikan alam semesta menyertai kita semua.

Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 9 April 2016


Dengan Wibi, Muammar Vebry (Uni Eropa). Bagaimana kebakaran gambut tak terjadi lagi. Riko Kurniawan Made Ali Boy Jerry Even Sembiring Advokat Indra Jaya

Dikirim oleh Bung Pius Ginting pada 8 April 2016